I. PENDAHULUAN
Oleh : Mahmuddin Dani
A.
Latara Belakang
Pemupukan merupakan
salah satu proses penting dalam budidaya suatu tanaman. Karena proses pemupukan
juga akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman tersebut. Oleh karena
itu selain kita harus mengetahui beberapa jenis pupuk dan proses penyerapan
pupuk kita juga harus tahu bagaimana cara mengaplikasikan pupuk pada tanaman
sehingga proses tersebut bisa lebih efektif dan efisien, (Anonim, 2012).
Untuk
mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya penting memakai dosis
pupuk yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara pengunaan pupuknya.
Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah melahirkan
berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk, yakni: (1)
Memupuk dengan cara pemberian melalui akar dan (2) Memupuk dengan cara
pemberian melalui daun, (Anonim, 1993).
Memupuk melalui akar tanaman yaitu segala
macam pupuk yang diberikan
kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah
dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di
atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.
Memupuk dengan cara disemprotkan ke daun tanaman (Spraying) yaitu pupuk dilarutkan
ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung
kepada daun dengan alat penyemprot biasa (Hand Sprayer).
Pada umumnya pemupukan pada tanaman padi dilakukan melalui akar dengan cara
disebar (broad casting). Keefektifan
pemupukan dengan cara disebar tergantung pada kemahiran yang melakukan
pemupukan. Sering kita jumpai tanaman padi yang berada dipinggir pematang lebih
baik pertumbuhannya dibanding tanaman padi yang berada di tengah. Banyak yang
berpendapat bahwa tanaman padi yang berada dipinggir pematang mandapatkan
cahaya matahari dan sirkulasi udara yang lebih banyak dibanding tanaman yang
berada di tengah. Diperkenalkanlah cara tanam legowo untuk memodifikasi hal
tersebut sehingga semua baris tanaman seakan berada di pinggir.
Tapi menurut pengamatan penulis, hal tersebut
bukan sepenuhnya disebabkan oleh pengaruh cahaya dan udara, tapi disebabkan
oleh cara pemupukan yang tidak efektif atau tidak merata. Tanaman yang berada
di pinggir pematang sering mandapatkan porsi pupuk yang lebih tinggi dibanding
tanaman padi yang berada di tengah karena cara memupuk yang kurang tepat.
Olehnya itu, penulis memperkenalkan metode pemupukan pada tanaman padi yang
penulis namakan Pemupukan Padi dengan Alat Tabela. Dimana metode tersebut
memungkin setiap rumpun tanaman padi mendapatkan porsi pupuk yang tidak jauh
berbeda.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini untuk melihat sejauhmana pengaruh cara
pemupukan dengan menggunakan alat tabela terhadap produktivitas padi.
II.
PEMUPUKAN PADI
DENGAN ALAT TABELA
A. Pemupukan Padi
Cara pemupukan pada tanaman padi selama ini dilakukan dengan cara disebar.
Pupuk ditaruh dalam wadah (umumnya ember), digendong lalu disebar ke tanaman.
Banyaknya pupuk yang disebar tergantung ukuran kepalan tangan yang melakukan
pemupukan. Apakah pupuk yang disebar dapat menjangkau semua rumpun tanaman padi
secara merata menjadi satu pertanyaan bagi kita.
B. Alat Tabela
Hampir seratus persen petani di Kecamatan Tiroang menerapkan cara tabela
dalam budidaya padinya dengan menggunakan alat tabela. Alat tabela padi umumnya
terbuat dari pipa yang dilubangi dengan jarak sesuai keinginan, diberi roda di
kedua ujungnya lalu ditarik dengan menggunakan kayu. Lubang pada pipa dibuat
dengan menggunakan mata bor 14. Alat inilah yang digunakan dalam pemupukan
padi.
III.
CARA
PELAKSANAAN
A.Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan adala alat tabela padi, jerigen bekas, dan pemukul.
Sedangkan bahannya adalah pupuk urea dan NPK Pelangi serta NPK Phonska.
B.Pelaksanaan
Pemupukan
1. Bila ada pupuk
yang menggumpal terlebih dahulu di dipisahkan dengan menggunakan alat pemukul
agar pupuk nantinya dapat lancar keluar lewat lobang pipa.
2. Diusahakan agar
sawah yang akan dipupuk airnya dalam kondisi macak-macak untuk menghindari pipa terkena percikan air yang dapat
menyebabkan butiran pupuk melekat dipipa sehingga menghambat keluarnya butiran
pupuk dari lubang pipa. Sebaiknya pemupukan dilakukan dengan menggunkanan
pupuk tunggal karena bila dicampur akan menyebabkan pupuk mencair yang dapat
menyumbat lubang pipa.
3. Pupuk
dimasukkan ke dalam pipa dengan menggunakan jerigen bekas. Pipa diisi 3/4
bagian pipa kemudian bagian ujungnya ditutup dengan penutup.
4. Selanjutnya
pipa ditarik dengan secara perlahan mengikuti barisan padi.
5. Ada dua uji coba yang dilakukan yaitu pemupukan tabela
dilakukan 2 kali dan satu kali. Pemupukan tabela dua kali dilakukan dilakukan
pada umur 11 hst dengan menggunakan pupuk NPK Pelangi 75 kg/hektar. Selanjutnya pemupukan kedua dilakukan pada
saat padi berumur 14 hst dengan pupuk urea sebanyak 100 kg/hektar. Pemupukan
selanjutnya dilakukan dengan cara ditabur seperti biasa pada umur 30 hst dengan
pupuk NPK Pelangi 75 kg/hektar.
6. Cara kedua dengan hanya satu kali pemupukan tabela
pada umur padi 19 hst dengan menggunakan pupuk NPK Phonska dengan dosis 75
kg/hektar. Pemupukan kedua disebar seperti biasa dengan pupuk urea sebanyak 50
kg/hektar dicamupur dengan NPK Pelangi sebanyak 125 kg/hektar.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pemupukan dengan cara pertama diperoleh hasil ril di
lapangan 9,92 ton/hektar, 8,02 ton/hektar, dan 9,33 ton/hektar (menggunakan
varietas Inpari 9) dengan
rata-rata produktivitas 9,09 ton/hektar. Sedangkan pemupukan dengan cara kedua diperoleh hasil 11,38 ton/hektar (menggunakan Varietas
Inpari 8).
Pupuk yang digunakan pada cara yang pertama adalah NPK Pelangi 150 kg/ha
dan Urea 100 kg/ha. Sedangkan pada cara kedua pupuk NPK yang digunakan 200 kg/ha
( 75 kg Pelangi dan 125 kg NPK Ponska) dan Urea 50 kg/ha. Jika dibandingkan
dengan rekomendasi umum pemupukan yang berlaku di Kabupaten Pinrang yaitu NPK
250 kg/ha dan urea 100 kg/ha, ternyata bahwa pemakaian pupuk pada uji coba
pemupukan dengan menggunakan alat tabela lebih efisien.
Dengan pemupukan menggunakan alat tabela memungkinkan setiap rumpun tanaman
padi mendapat suplai pupuk yang hampir merata dan ternyata penggunaan pupuk
yang juga lebih efisien.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rata-rata produktivitas
yang dihasilkan adalah 9,66 ton/ha.
2. Penggunaan
pupuk ternyata lebih efisien.
B. Saran-saran
Perlu ada uji lebih lanjut untuk umur padi di
atas 30 hari.